Bertempat di Gedung Perpustakaan Fakultas Hukum dikenal dengan Lawlib. Pada Kamis, 2 Oktober 2025, Laboratorium melaksanakan kegiatan Climate Forum sebuah forum diskusi dengan mengundang Aktivis Bernama Pramasty Ayus Koedinar yang menjabat sebagai manajer program di NGO’s Akar Global Inisiatif. Akar Global Inisiatif adalah mitra strategis FH UNIB dalam mengadvokasi isu masyarakat hukum adat dan agraria.
Kegiatan forum iklim ini merupakan bagian dari keikutsertaan Laboratorium hukum untuk ikut berpartisipasi menciptakan narasi dan kesadaran akan pentingnya mengawal isu perubahan iklim ditingkat lokal. Menciptakan ruang narasi (echo chamber) untuk mendiskusikan isu ini dalam kacamata akademik dan aktivisme perguruan tinggi sebagai soko guru ilmu pengetahuan dan Menara gading ilmu pengetahuan.
Kegiatan yang di kelola oleh Perpustakaan FH Universitas Bengkulu dibawah naungan Ari Wirya Dinata ini mengangkat tajuk kado dari hasil keikutsertaan dari aktivis AKAR di forum global dalam mengawal isu perubahan iklim dan masyarakat adat. Dinar berkesempatan menghadiri beberapa workshop penguatan Gerakan sipil dalam isu masyarakat hukum adat di Oxford, UK di tahun 2024 dan di September 2025 mendapatkan kesempatan menjadi delegasi Indonesia sebagai pengamat sesi debat pemimpin dunia di markas besar PBB di New York.
Dinar memberikan update terbaru dalam perjuangan perubahan iklim dalam paradigma negara maju (global south) dan negara berkembang (globa north) serta peluang dan tantangan Indonesia untuk menjadi pemimpin gerakah energi terbarukan (champion of cimate change). Dinar juga mengundang dan mempersuasi mahasiswa untuk mengambil peran dalam isu perubahan iklim mulai dari kegiatan aktivisme, kajian dan perjuangan di jalanan untuk mengawal transisi energy tidak semata-mata jargon jualan pemimpin nasional dan lokal namun terdapat langkah aksi yang nyata. Serta membakar dan menyadarkan mahasiswa untuk peduli dengan masyarakat adat dan hak-hak tradisionalnya.
Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan oleh Ari Wirya Dinata, Presentasi dan sesi tanya jawab bersama Dinar dan ditutup dengan sesi jejaring (networking) paska penutupan kegiatan. Seluruh peserta merasa senang khususnya mahasiswa IUP FH tahun 2025 karena mendapatkan pemahaman baru dalam dunia aktivisme khususnya dari kacamata atau lensa aktivis perempuan terhadap isu masyarakat hukum adat dan perubahan iklim.














